Hingga saat mimpi ku dapat

Aku akan datang menjemputmu

Namun kapan? Seolah tak tepat

Waktu hanya segumpal rahasia yang membuatku merasa pilu

Percayalah aku merindumu

Terus dan akan selalu mengingatmu

Dalam langkahku yang dibuai banyak goda

Terus tertolak bayangan penguasa cinta

Seiring lajunya hentakkan rintangan

Ku mohon jaga cinta kita sekuat iman

Tunggu aku yang akan kembali

Ku harap kau mengerti

Ini bukanlah ego yang menguasai hati

Terlalu berani hatiku berharap pada sang pangeran

Sedangkan aku hanya gadis pemetik bunga

Namun tatapanmu terus melambungkan angan

Hingga ku takut jatuh tenggelam pada telaga luka

Beranikah ku memimpikanmu

Jika tahta tak mungkin melihatku

Mengapa kita seakan menjadi manusia dan matahari

Yang hanya bisa melihat kau saat menyinari

Terang diatas sana

Dan aku berbaur bersama rakyat dibawahmu

Jelas tak terlihat tanpa mata seksama

Namun takdir membawa cintamu menaklukan takutku

Kemana ragamu pergi?

Tahukah engkau jejak yang tertinggal memberi luka?

Terlalu menyakitkan hingga tak hentinya ku menangisi perihnya…

Mengapa dengan mudah kau pergi setelah cinta itu menancap begitu dalam?

Apa hanya kepalsuan selama ini?

Apa tak ada artinya yang kita lalui?

Begitu banyak tanya meracuni benakku…

Terpikirkah dalam nurani

Perasaan ku yang tercabik ini?

Setidaknya beri aku waktu tuk melihatmu pergi melepasku...

Baru dari seberang pulau ku menatapmu

Jantung tak beraturan membunyikan detaknya

Nafas memburu seolah gugup

Tangan terasa dingin dan memucat

Begitu besarnya pengaruh hadirmu

Maka jangan pergi dariku

Tetaplah bertahan disisiku

Hanya itu yang ku perlukan

Dan Hanya kamu yang bisa membuatku bertahan

Tetaplah diam ditempat ini

Memeluk cintaku selamanya waktu terus berjalan

Jangan menatapku seperti itu

Aku bukan malaikatmu

Jangan memanggilku seperti itu

Aku bukan wanitamu

Jangan menghembuskan harapan penuh kehangatan

Aku mungkin saja luluh karenanya

Oh ayolah

Aku tak terbiasa dengan situasi rumit seperti itu

Aku sudah menjadi miliknya

Jangan buatku merasa lupa

Cepatlah…

Aku hampir lelah menunggumu katakan cinta

Tak mungkin ku lisankan hatiku begitu saja

Ayolah arjuna penguasa seluruh cintaku

Aku tak bisa menunggu terus menerus

Waktu terus berjalan

Dan aku lelah menghimpit rasa padamu

Seandainya kau ucapkan padaku

Aku tak mungkin punya alasan katakan tidak pada pemilik hatiku

Jangan kecewakan aku dengan harapan indahmu

Terkadang aku terlalu malu untuk memancing hatimu

Aku ingin kau miliki..

Mengertilah . . .

Hai penyanjung pertamaku

Apa kabarmu saat ini

Derapmu tlah pergi bersama angin lalu

Menghilang tanpa memberi sedikit jejak untuk ku kenang kini

Aku rindu padamu

Hampir setiap malamnya mimpikan masa lalu

Ingatkah wahai penemu cintaku yang pertama

Kau memberiku segenap ketulusan yang ku hancurkan dengan bodoh saat itu

Jika suatu hari ku temukan kau

Entah dimana...

Maukah kau menatapku lagi?

Aku gentar tuk yakininya

Kesalahanku mungkin terlalu banyak

Bahkan untuk diberi maaf sebesar debupun terlalu sulit

Tapi aku sungguh merindukanmu...

Dapatkah kau merasakannya cinta pertama ku?

Dosakah jika cinta ini memihak hal yang teringini hati?

Memilih sesuai teriakan hati kecil..

Tapi akan ada yang terluka

Dan aku tak pernah harapkannya

Aku tak ingin menghancurkannya

Karena betapapun hati tak memilihnya

Aku tetap menyayanginya

Menyayangi seorang teman yang selalu ada saat apapun ku rasa

Lalu bagaimana harusnya ku bertindak

Jika lagi-lagi kebingungan mendilemakanku

Entahlah...

Mungkin ku hanya membiarkan semua berjalan mengikuti waktu

Ayolah cinta..
Apa kau benar-benar ingin melepasku dengan cara ini
Apa kau ingin tinggalkan ku?
Pikirkan apa yang tlah kita lalui..
Dan aku akan menunggumu disini hingga kau terbangun
Jangan diam seperti itu..
Apa kau ingin aku mengikutimu?
Ku mohon…
Dengarlah sedikit jerit pilu yang ku ingin kau mendengarnya
Hanya mendengar harapanku yang memintamu tersadar
Tak perlu lebih..
Karena hanya akan membuatmu terbawa kesedihanku
Tolonglah aku yang tak mampu hidup tanpa kehangatanmu
Jangan pergi..
Ku mohon…

Kesalahanku membiarkanmu pergi dari hidupku

Penyesalan menjelma menjadi luka yang menganga di hati

Terluka ingin menggapaimu kembali

Tak kuasa menggapai mimpiku lagi

Saat ini teringat masa lalu yang membawaku pada bahagia tanpa batas

Saat bersamamu

Lalu kekecewaan memudarkan bahagiaku

Aku tak sanggup lagi berimu kesempatan

Entah untuk yang keberapa kalinya

HAti tak sanggup lagi bersabar

Mengharapkan mimpi kembali menggapai hati

Namun seakan tak mungkin lagi ...

Apa mau mu?

Menghilang pergi dan datang kembali sesuka rasamu

Dan aku kau biarkan menangis dan tersenyum karenamu

Menunggu.. Terus menunggu..

Tanpa awal dan akhir yang jelas dan nyata

Dalam penantianku

Dan kebingunganku menunggu cintamu

Berharap ku dapatkan namun tak jua kunjung datang

Lalu apa langkah ku selanjutnya

Jika kaki pun tak mampu lagi melangkah karena luka yang ku derita

Kecewa yang tak berujung menikam tepat disisi terlemah

Mengajakku berlari kearah jurang kesedihan

Dan aku menangiskan sesalku dalam rintihan pilu..

Aku bersandar pada kehancuran hati

Yang kini semakin melapuk

di lintasi waktu

Aku menyepi sendiri sebelum kesendirian terasa

Mencoba menangis

Air mata seolah segan menumpahkan sakitnya

Dengan kepiluannya mencoba menahan isak yang hampir terlepas

Tangan ku bergetar hebat saat meraihnya

Namun seketika itu ia melapasku

Hingga ku tersentak dan hati terhempas

Pergilah cinta jika itu hal yang terindah dijalanmu

Meski ku menangis hingga lautan meluap

Kau takan menatapku lagi

Keyakinan itu terkadang melumpuhkan rasa

Namun terkadang nyata memaksa tuk ditrima